Benua Afrika
hampir sama tuanya dengan bumi. Pada masa lalu, daratan menjadi satu bagian
dari sebuah benua super besar yang disebut pangaea. Selama proses jutaan tahun, daratan telah
bergeser dan renggang karena gempa bumi, letusan gunung berapi dan pergerakan
lautan. Lokasi Afrika tidak berubah secara drastis sepanjang
abad.
Benua Afrika adalah benua terbesar kedua dunia dan
kedua terbanyak penduduknya setelah Asia. Benua Afrika dikenal dengan julukan
Benua Hitam. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di kawasan benua ini adalah
orang-orang kulit hitam (negro).
Di
Afrika sekarang, dapat ditemukan tanaman yang telah ada sejak zaman Dinosaurus.
Manusia purba berburu dan meramu di padang rumput dan hutan hujan Afrika kuno. Afrika adalah tempat
tinggal manusia yang paling awal, dari benua ini manusia kemudian menyebar ke
benua-benua lain. Kemampuan
untuk berdiri, berjalan, dan beradaptasi dengan perubahan keadaan yang
dipelajari oleh manusia pertama. Afrika adalah tempat di mana garis evolusi kera menjadi
berbeda dari protohuman tujuh juta tahun yang lalu. Afrika merupakan
satu-satunya benua yang ditinggali nenek moyang manusia hingga sekitar dua juta
tahun lampau ketika Homo Erectus berkembang
ke luar Afrika menuju Eropa dan Asia.
Kondisi alam Afrika mengawetkan budaya dan peradaban
yang ada sampai sekarang. Untuk lebih memahaminya perlu di kaji bagaimana
geohistoris dan demografi di Afrika ?
GEOHISTORI DAN
DEMOGRAFI AFRIKA
1.1 Geohistori Benua Afrika
Geohistori pertama kali di ungkapkan
oleh Soebantardjo (1975-1982). Geohistori disini sebagai ilmu bantu sejarah.
Adapun makna dan tujuan geohistori adalah menyelidiki, membahas dan menetapkan
hubungan tmbal balik antara keadaan alam dengan aktivitas alam dalam menentukan
jalan sejarah; alam tidak saja merupakan tantangan tetapi juga menawarkan
keadaannya kepada manusia demi kehidupannya, sehingga alam natur menjadi
kultur; untuk kepentingan sejarah, bergerak dalam sejarah sehingga merupakan
bagian dari sejarah, bukan bagian dari geografi; obyeknya adalah keterkaitan
antara data sejarah dalam arti luas dengan data keadaan alam. Penafsiran
keadaan alam masa lampau maupun bekas-bekasnya dengan pendekatan sejarah;
memperkuat kedudukan sejarah untuk memperoleh kebenaran yang seobyektif mungkin
dengan data yang eksak, sehingga sejarah buka “ilmu tafsir” tetapi pengetahuan
ilmiah.
Berdasarkan arah pemikiran diatas,
bagaimana geohistori Afrika? Afrika adalah benua
terbesar kedua dunia dan kedua terbanyak penduduknya setelah Asia. Dengan luas
wilayah 30.224.050 km² termasuk pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi
20,3% dari seluruh total daratan Bumi. Dengan 800 juta penduduk di 54 negara,
benua ini merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia.
Kata Afrika
berasal dari bahasa Latin, Africa terra - "tanah Afri" (bentuk
jamak dari "Afer") - untuk
menunjukkan bagian utara benua tersebut, saat ini merupakan bagian dari
Tunisia, tempat kedudukan provinsi Romawi untuk Afrika. Asal kata Afer mungkin dari bahasa Fenisia, 'afar berarti debu; atau dari suku
Afridi, yang mendiami bagian utara benua dekat Kartago; atau dari bahasa Yunani
aphrike berarti tanpa dingin; atau
dari bahasa Latin aprica berarti
cerah.
Saat ini Sahara merupakan gurun raksasa dan
menjadi pembatas bagian utara dan tengah Afrika. Jauh sebelumnya, sekitar tahun
6000 SM, gurun pembatas ini tidak ada. Berbagai gambar dan lukisan di batu dan
gua menunjukkan bahwa iklim di kawasan ini lebih basah dibanding saat ini dan
ada lebih banyak manusia yang dapat bertahan hidup di Sahara. Tanah di sana
mulai mengalami kekeringan setelah sekitar tahun 3500 SM, tetapi sejumlah kota
dan jalur perdagangan di kawasan kering ini tetap terbuka, dan menjadi
penghubung antara Afrika Utara dan Tengah.
Afrika adalah tempat tinggal manusia yang paling awal,
dari benua ini manusia kemudian menyebar ke benua-benua lain. Afrika adalah
tempat di mana garis evolusi kera benua yang ditinggali nenek moyang manusia
hingga sekitar dua juta tahun lampau ketika Homo erectus berkembang ke luar
Afrika menuju Eropa dan Asia. Lebih dari 1,5 juta tahun kemudian, populasi dari
tiga benua itu mengikuti evolusi yang berlainan sehingga mereka menjadi spesis
yang berbeda. Yang di Eropa menjadi Neanderthal, yang di Asia tetap Homo
erectus, tetapi yang di Afrika berevolusi menjadi Homo sapies.
1.2 Letak Geografis Afrika
Benua Afrika terletak di sebelah Barat Daya Benua
Asia. Pada masa lalu, Benua Afrika dan Benua Asia menyatu, namun karena adanya
pembangunan kanal atau terusan di Suez (Mesir), akhirnya kedua benua tersebut
terpisah oleh perairan.
Secara astronomis, Benua Afrika terletak di antara ±
35° LU - 33° LS dan ± 18° BT - 53° BT. Luas wilayah Benua Afrika mencapai ±
29.800.540 km² atau hampir seperlima dari luas wilayah daratan dunia dengan
batas-batas wilayah berikut ini.
·
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Tengah atau Laut
Mediterania dan Benua Eropa.
·
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Merah dan Samudra
Hindia.
·
Sebelah Selatan dan Barat ber-batasan dengan Samudra
Atlantik.
Afrika merupakan benua yang unik, wilayahnya dilalui
oleh tiga garis lintang utama, yaitu garis khatulistiwa (0°), garis balik Utara
(23½°LU), dan garis balik Selatan (23½°LS). Sebagian besar wilayahnya merupakan
dataran tinggi dan bergurun. Meski demikian, terdapat juga kawasan-kawasan
subur di dataran rendah, misalnya di Lembah Sungai Nil dan Lembah Sungai Zaire
yang merupakan lembah sungai terbesar kedua setelah Lembah Sungai Amazone.
Kondisi fisik Afrika tersebut memengaruhi variasi
iklim yang terjadi. Di daerah pantai, iklimnya dipengaruhi oleh iklim laut, di daerah
0° terdapat iklim tropis yang basah sehingga banyak terjadi hujan, sedangkan di
bagian Utara dan Selatan mendapat pengaruh angin gurun sehingga beriklim
subtropis yang kering. Khusus di bagian Utara, sedikit terpengaruh iklim Laut
Mediteran.
1.2.3 Gurun di Afrika
Persebaran gurun di Benua Afrika dapat dijumpai di
sekitar garis balik Utara dan garis balik Selatan. Kawasan gurun di bagian
Selatan memiliki posisi atau letak yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kawasan gurun di bagian Utara. Namun begitu, gurun di bagian Utara memiliki
wilayah yang lebih luas. Gurun di wilayah Utara dikenal dengan sebutan Gurun
Sahara (± 9.065.000 km²),
membentang dari Senegal di Barat hingga Kenya di Timur. Adapun gurun di wilayah
Selatan, yaitu Gurun Kalahari
dan Gurun Namibia.
1.2.4 Gunung, pegunungan, dan plato di Afrika
Plato dan pegunungan banyak terdapat di Afrika bagian
Selatan. Kawasan tersebut banyak memiliki mata air dan aliran sungai dengan
ketinggian antara 500 - 1.200 m dari permukaan laut. Plato dan pegunungan di
Afrika yang terkenal adalah Plato Umbagi dan Plato Tassilin-Ajjer di Sahara,
Plato Shaba di bagian Tenggara, Plato Lunda dan Plato Drakensberg di bagian
Selatan, Dataran Tinggi Ethiopia di sebelah Timur, serta Plato Angola di bagian
tengah.
Pegunungan yang terdapat di Afrika, yaitu Pegunungan
Atlas yang membentang dari Pantai Barat Laut Afrika hingga Tunisia dan
Pegunungan Cape di bagian Selatan. Gunung di Afrika pada umumnya tidak aktif,
namun masih ada beberapa yang aktif. Adapun titik tertinggi Afrika berada di
Gunung Kilimanjaro (5.894 m) di Afrika Timur yang selalu tertutup salju.
1.2.5 Sungai dan danau di Afrika
Afrika banyak memiliki sungai besar. Sungai-sungai
terkenal di Afrika adalah Sungai Nil yang panjangnya 6.500 km (terpanjang di
dunia), Sungai Kongo, Sungai Orange di Afrika Selatan, Sungai Niger di Nigeria,
dan Sungai Zambesi di Zambia. Beberapa aliran sungai tersebut dibendung untuk
irigasi dan pembangkit listrik, misalnya bendungan Aswan yang membendung Sungai
Nil dan bendungan Akosombo yang membendung Sungai Volta di Ghana.
Danau-danau di Afrika, yaitu Danau Victoria (± 69.484
km²) merupakan danau terbesar di Afrika, Danau Tanganyika, Danau Mobutu, Danau
Rudolf, Danau Chad, dan Danau Zambesi. Selain itu, Afrika juga memiliki banyak
air terjun besar, yaitu air terjun Tuguela di Afrika Selatan (984 m) dan air
terjun Victoria (108 m) di Zimbabwe.
1.2.6 Flora dan fauna di Afrika
Kondisi flora dan fauna terkait dengan kondisi
iklimnya. Di kawasan iklim hujan tropis (di bagian Afrika Tengah) terdapat
variasi tumbuhan dan hutan hujan yang sangat lebat. Di bagian Utara dan Selatan
(subtropis) terdapat stepa dan sabana yang luas, sedangkan di kawasan gurun
hanya terdapat stepa dan tumbuhan kaktus. Kondisi alam Benua Afrika sangat
mendukung penyebaran fauna. Afrika mempunyai banyak jenis fauna, terutama hewan
mamalia besar. Fauna khas Afrika, yaitu addax, jerapah, zebra, antilop, kuda nil,
badak, dan gajah. Meskipun mempunyai kemiripan fisik dengan hewan-hewan sejenis
di Asia, namun hewan-hewan Afrika memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih
besar daripada hewan-hewan sejenis di Asia.
Saat ini penduduk Afrika
mencapai lebih dari 861 juta jiwa dengan populasi terbanyak adalah warga kulit
hitam, sisanya adalah warga keturunan Arab, Berber, Eropa, dan Asia. Sebagian
besar penduduk kulit hitam tinggal di bagian Selatan Gurun Sahara, sedangkan
bagian Utaranya ditempati warga keturunan Arab dan Berber.
Penduduk asli Afrika terdiri atas berbagai suku
bangsa, yaitu suku bangsa Pigmy di pedalaman Zaire; suku bangsa Bushman, Zhun,
Hatentot di Gurun Kalahari; serta suku bangsa Tuareg, Negroid, dan Sahrawi di
Gurun Sahara. Banyaknya suku tersebut membuat Afrika kaya akan etnik. Lebih
dari 800 bahasa digunakan di Afrika, namun bahasa Arab, Swahili, dan Hausa
paling luas penggunaannya.
Adapun agama yang berkembang di Afrika
adalah agama Islam, Kristen dan berbagai aliran kepercayaan.
Adapun keturunan Eropa banyak yang menempati wilayah
Afrika Selatan.
Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat
kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna
(orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India. Kaum yang
terbesar di Afrika Selatan adalah kaum pribumi berkulit hitam yaitu 77% jumlah
penduduk di sini. Penduduk kulit hitam terdiri dari masyarakat majemuk yang
dapat diklasifikasikan kepada empat kelompok etnis berdasarkan kepada bahasa
masing-masing. Kelompok yang terbesar yaitu 50% penduduk Afrika di sini adalah
yang berbahasa Nguni termasuk bangsa Ndebele, Swazi, Xhosa dan Zulu. Kelompok
yang kedua terbesar adalah yang berbahasa Sotho-Tswana, termasuk beberapa
bangsa Sotho, Pedi, dan Tswana dan merupakan mayoritas di kebanyakan kawasan
Highveld. Dua kelompok yang terakhir adalah Tsonga, atau Shangaan, yang
tertumpu di Utara dan wilayah Mpumalanga, dan Venda, yang juga tertumpu di
wilayah utara Afrika Selatan.
Kaum kulit putih terdiri dari 11% penduduk di sini,
yang berbangsa Belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kebanyakan orang Eropa di
negara ini adalah keturunan penjelajah-penjelajah awal di koloni Cape. Terdapat
juga kelompok minoritas Portugis — kelompok pertama dari keturunan penjelajah
Eropa yang awal, manakala kelompok kedua keturunan budak Belanda yang datang
dari Indonesia.
9% dari penduduk Afrika Selatan terdiri dari bangsa
berwarna atau coloured. Bangsa ini termasuk kelompok yang kawin campur
dan juga pendatang Asia, yang dibawa masuk untuk bekerja sebagai kuli di Natal.
Manakala, 3% lagi terdiri dari bangsa India yang berasal dari pedagang-pedagang
India.
3.1 Karakteristik Benua Afrika
Benua Afrika memiliki karakteristik atau ciri khas
yang dapat membedakan dari benua-benua lain yang ada di muka bumi ini. Berikut
ini beberapa karakteristik Benua Afrika.
1) Benua Afrika
mempunyai wilayah daratan di benua lain, yaitu Semenanjung Sinai di Benua Asia.
2)
Benua Afrika memiliki wilayah gurun terluas di dunia,
yaitu Gurun Sahara.
3)
Benua Afrika memiliki aliran sungai terpanjang di
dunia, yaitu Sungai Nil.
4)
Benua Afrika merupakan benua termiskin bila dibandingkan
dengan benua-benua lainnya.
5)
Benua Afrika mempunyai relief alam berupa Lembah Celah
Besar The Great Rift Valley yang
terbentang sepanjang 6.400 km dari pantai Laut Merah di Afrika Timur hingga
Danau Tanganyika di Afrika Selatan.
6)
Benua Afrika memiliki Terusan Suez yang menghubungkan
Laut Merah dengan Laut Tengah sehingga mempersingkat lalu
7) Benua Afrika memiliki
bangunan-bangunan bersejarah, seperti piramida, patung Sphinx, dan patung raja
Ramses II.